Beberapa hari ini saya tak berbaur dengan aksara, karena satu dan lain hal. Entah kenapa, ketika tidak menulis rasanya ada yang kurang. Mungkin ini sebuah passion serta suntikan semangat yang selalu diberikan oleh para guru serta beberapa kawan. Saya sebagai penulis pemula yang masih jauh dari sempurna serta keilmuan yang belum mumpuni merasa minder saat membaca tulisan teman-teman yang sangat enak dibaca serta mudah dipahami.

Minder sudah menjadi hal yang wajar. Merasa tulisan yang ditulis kurang bagus, kurang menarik, dan greget. Namun meski begitu, motivasi yang diberikan oleh para guru dan teman-teman tidak berhenti. Tulisan yang memotivasi serta berjuang tiada henti selalu diberikan.

Terkadang semangat menulis berkurang di saat kesibukan yang begitu padat, membaca sampai tak sempat. Benar apa yang dikatakan Bapak Ngainun Naim "Luangkan waktu bukan menunggu waktu luang". Jika tidak meluangkan waktu tak akan sempat untuk membaca dan menulis karena menunggu waktu luang. 

Kesibukan juga harus dilawan untuk memerangi yang namanya malas atau kecapekan. Semua butuh perjuangan, tidak ada yang instan. Harus ada yang namanya proses. Di saat saya melakukan perjalanan menuju tempat tujuan, duduk di bangku belakang, saya memegang handphone tangan bersiap membuka memo dan memencet perhuruf untuk dijadikan sebuah kalimat dan jadilah paragraf. 

Salam Literasi!

Blitar, 05 Agustus 2020