Bicara
tentang cinta takkan habis-habisnya, setiap manusia pasti memiliki rasa cinta,
kasih sayang, dan masih banyak lagi. Rasa cinta atau kasih sayang tak hanya
dimiliki oleh manusia, hewan pun memilikinya. Pada dasarnya kalau kita hitung
kata cinta itu ada lima huruf yaitu C-I-N-T-A. Cinta yang begitu sangat indahnya
jika dimiliki oleh setiap orang akan menjadikan kasih sayang satu sama lain.
Dewasa ini banyak para pemuda pemudi yang belum cukup umur sudah memunyai
ketertarikan antara keduanya. Padahal umur mereka produktif sekali digunakan
untuk berkreasi, menghasilkan karya, dan tidak perlu berpacaran yang tak ada
manfaat hanya akan menjadikan berdosa serta maksiat.
Suatu
ketika ada seorang pemuda yang sangat ‘alim dan tawadlu’ namanya Raka. Dia
sangat rajin sekali dalam segala hal mulai dari ibadahnya, cara bergaul dalam
bertutur kata sangat lembut, berbudi luhur. Raka merupakan anak pertama dari
dua bersaudara, dia dilahirkan oleh kedua orang tuanya yang berasal dari negeri
upin ipin atau Malaysia. Ayahnya berasal dari Malaysia ibunya asli dari
Indonesia.
Raka
masih menempuh studi di salah satu kampus ternama di Malaysia, dia waktu itu
masih menjalani semester enam. Teman-temannya sangat menyukai dia karena akhlaq
dan budi pekertinya begitu luhur, tanpa pandang bulu, dia sangat suka membantu,
peduli sesama, dengan lingkungan apalagi dengan orang yang lebih tua sangat
hormat sekali. kebaikannya sudah tidak diragukan lagi.
Memang
Raka lahir dari orang tua yang sangat sederhana, tapi tanpa patah semangat dia
mengejar cita-cita yang diimpikan mulai dari sekolah dasar untuk bisa sekolah
yang lebih tinggi. Dia bisa masuk perguruan tinggi karena mendapat beasiswa. Itulah
jika impian ada dibarengi dengan ikhtiar pasti impian akan bisa kita raih.
Pagi-pagi
buta dia sudah bangun untuk melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) tak
henti-hentinya setiap hari tanpa putus semangat dia selalu shalat malam. Dibukanya
Al-Quran untuk dibaca dengan penuh keikhlasan membacanya, tanpa adanya paksaan.
Selesai
shalat subuh dibukalah buku-buku mata kuliahnya, setiap halaman perhalaman
dengan perlahan membaca sampai menunggu waktu terbit fajar. Selesai membaca ia
pun bergegas membantu kedua orang tuanya. Setiap hari dilakukan denga
nyamannya. Pukul 07.00 sudah terlihat pada jam dinding, pertanda Raka bersiap
berangkat ke kampus.
Bersiap
berangkat minta do’a restu kedua orang tua. Diambillah sepedanya dari dalam
garasi sambil dituntun keluar, barulah ia mengendarainya. Mengayuh tanpa lelah,
lumayan jarak rumah dengan kampus kira-kira 7 km. yang namanya niat tak akan
mengenal yang namanya jauh maupun dekat,
hujan maupun panas. Apapun akan selalu dilewati dengan semaksimal mungkin.
Raka
masuk ke dalam kampus untuk memakirkan sepedanya. Berjalanlah ia ke kelas untuk
mengikuti perkuliahan. Tanpa menyadari ternyata ada salah satu mahasiswi yang
diam-diam menyukai Raka akan tetapi beda kelas dengan Raka, tapi Raka tak
menghiraukannya karena tujuan utama dia hanya satu tak memikirkan pacaran sama
sekali yaitu belajar, belajar, dan belajar dan bisa membanggakan kedua orang
tua.
Perkuliahan
selesai, Raka keluar kelas, tiba-tiba dihampiri oleh seorang perempuan yang
satu kampus dengannya. Raka belum pernah melihatnya kemudian perempuan tersebut
memanggil dan dijawab oleh Raka. Tanpa basa-basi Raka bertanya alasan perempuan
itu memanggilnya. Ternyata mau mengajak kenalan. Kenalan pun berlangsung dengan
sangat renyahnya.
Selang
dua minggu mereka tak sengaja bertemu di ruangan musik, saat itulah Raka
memberikan sebuah tasbih kepada perempuan tersebut. Di depan ruang musik dengan
sangat gugup dia memberikan kepada Fatimah. Fatimah pun menerima tasbih
pemberian Raka.
Raka
mengatakan kepada Fatimah “Fat, saya memberikan tasbih ini kepadamu sebagai
tanda bukti bahwa apabila kamu benar-benar serius denganku, dan jika suatu saat
nanti jika cita-citaku tercapai serta saya bisa membanggakan kedua orang tuaku
saya akan menemui kedua orang tuamu bersama orang tuaku untuk mengambil tasbih
ini untuk dijadikan bukti bahwa saya siap menjadi imammu. Selamat membaca, dan
salam aksara.
0 Komentar