Pondasi suatu negara terletak di pundak pemuda. Melalui pendidikan generasi muda dibentuk untuk berkarya dan berdaya serta mengisi negara ini menjadi negara yang maju. Salah satunya mengajak para generasi muda untuk selalu aktif menulis. Melalui tulisan dapat menuangkan pemikiran.

Ketrampilan menulis bisa dilatih dan dipelajari serta tak ada paksaan. Menulis dari hati dituangkan lewat tulisan akan merasuk ke hati. 

Menulis membutuhkan waktu dan tempat yang cocok. Karena ketika menulis sangat berpengaruh sekali baik emosi, suasana hati, kondisi, dan keadaan si penulis.

Cara melatih menulis yaitu dengan setiap hari menulis walaupun hanya satu kalimat sudah disebut dengan menulis. Syukur-syukur kalau setiap hari bertambah paragraf. Jika kemauan menulis terus dilatih akan menumbuhkan suatu kebiasaan.

Di samping berlatih juga belajar. Zaman yang semakin modern banyak yang bisa kita manfaatkan dan diketahui melalui media sosial tanpa batas, asalkan ada kuotanya, contohnya di youtube, kita bisa belajar banyak.

Akses internet yang memadai kita bisa mengakses channel tentang kepenulisan atau bisa bergabung dalam komunitas literasi. Dengan begitu kita bisa mengetahui dan langsung mengapliksasikan pengetahuan kita lewat tulisan.

Menulis menjadi saudara kembarnya membaca. Dari blog sebelumnya saya sudah membahas mengenai budaya baca. Membaca sebagai penunjang seorang penulis dalam menulis. Jika hanya menulis tanpa ada budaya baca sama dengan orang yang praktik tanpa teori.

Menulis diibaratkan sebagai praktiknya, membaca sebagai teorinya. Kedua hal ini jika seirama, selaras, dan seimbang maka akan menjadi tulisan yang menghipnotis semua orang, karena menulis dari hati.

Menulis bukan karena paksaan tapi untuk terus memajukan budaya literasi demi generasi ke depan. Ada kepuasan tersendiri saat menyelesaikan satu tulisan. Tak bisa diucapkan lewat kata-kata saking serunya menulis.

Bagi saya menulis itu seru, kenapa saya bilang seru? karena bisa tahu, diri kita seperti apa. Melalui menulis bisa instropeksi diri, bicara dengan diri sendiri. 

Setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan. Ada yang mempunyai bakat tapi tak pernah dilatih sama saja tidak punya bakat dan ada juga tidak punya bakat tapi rajin berlatih tekun itu akan membuahkan hasil. Karena ketekunan mengalahkan kepintaran. 

Mari budayakan membaca dan menulis agar kelak ketika sudah tiada di muka bumi, ada sumbangsih yang kita berikan kepada generasi selanjutnya melalui tulisan-tulisan yang pernah kita tulis.

Salam Literasi!

Blitar, 23 Juli 2020