S ebuah Penantian
Oleh: Muhammad Imam Styawan
"Penantian akan terus kita jalani, sampai takdir dan waktu membersamai, karena ini sebuah kesabaran, tanpa nafsu yang ada pada diri, setiap orang pasti pernah mengalami, semoga ini menjadi awal kita untuk saling mengerti, alangkah indahnya jika saling berbagi tentang kisahmu untuk kau sampaikan kepadaku, seakan langit sedang mengerti apa arti dari sebuah penantian".
  
        Tadi malam atap rumah diterpa hujan, seakan akan ada peristiwa besar yang terjadi. Mungkin ini sebuah peringatan untukku. Terkadang kita tak pernah sadar banyak sekali nikmat yang harus disyukuri atas apa yang diberikan Tuhan kepada kita.
           Pastinya, sebuah ketenangan hati dan berusaha untuk meraih mimpi. Setiap orang pasti memiliki mimpi, mimpi yang terwujud akan mampu menjadikan seseorang menjadi lebih percaya diri. Sekarang aku mulai paham, kejadian yang terjadi itu semua kehendak sang Ilahi. Tapi kita tak boleh berprasangka buruk, harus tetap "positive thinking" itu yang selalu kutanamkan dalam lubuk hati yang paling dalam.
         Tak berdaya diri ini, lantaran banyak hal yang perlu diselesaikan. Ah, tak pantas aku cerita banyak hal. Memang ada kata yang ingin aku ucapkan kepadamu. Saat engkau menatap langit, ada do'a yang aku titip. Berbagai hal kulakukan supaya aku melupakan banyak hal, tapi itu semua tak bisa kulupakan. Sampai pada titik berangkat, ku mengawalinya dengan penuh sukacita tanpa ada rasa gelisah di hati.
           Nestapa hati ini, menanti memang suatu hal yang melelahkan di hati. Tapi ku tak akan berputus asa hanya gara-gara hati yang selalu menanti dan tak mau berserah diri kepada sang Ilahi. Hidup adalah serangkaian kebetulan, iya kebetulan, kebetulan adalah takdir yang menyamar. Walaupun berat harus tetap menerima segala hal yang sudah digariskan. 
           Mari melambatkan langkah dengan begitu kita bisa menikmati makna hidup yang diberikan Sang Maha Pencipta. Lambat itu juga perlu, hidup jangan hanya berpikir kau dan aku, hidup jangan berhenti di tengah-tengah harus tetap jalan dengan apa yang dituju, jangan berjalan mundur, tetap berjalan maju dengan teratur, dengan begitu kita bisa berpikir positif untuk selalu produktif dan kreatif. 
          Tiada hari tanpa berpikir, tiada hari tanpa produktif, tiada hari tanpa kreatif, dan tiada hari tanpa hati yang kau titip. Kekhusyukan do'a tetap terucap setiap selesai menyembah sang Pencipta. Sajadahlah yang menjadi saksi bahwa aku benar-benar berdo'a. Kau tak percaya? tak apalah, aku hanya ingin menyampaikan keseriusan kepadamu. 
            Do'a yang terucap semoga menjadi kenyataan, itu pastinya yang dimohonkan setiap saat. Sekarang aku hanya bisa berserah tanpa lelah, itu saja yang bisa terucap di dalam lubuk hati. Berusaha pastinya suatu kepastian akan terus kulakukan. Entahlah! takdir dan waktulah yang bisa menjawab atas do'a-do'a yang kuucapkan setiap saat. Selamat membaca, dan salam literasi


Blitar, 27 Maret 2020