Ritual Jawa: Takir Plontang

 

    Tanggal 1 Muharram atau Suroan salah satu bulan yang mulia. Masyarakat khususnya orang Jawa  menyambut 1 Muharram dengan banyak cara yang dilakukan salah satunya mengadakan berbagai acara yaitu dengan mengadakan do'a bersama di mushalla,  masjid, bahkan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya takiran atau "takir plontang".

   Takir plontang dilaksanakan dengan tujuan berdo'a kepada Allah swt agar terhindar dari marabahaya serta berbagai penyakit dan merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah swt, atas diberikannya kerukunan serta semangat bermasyarakat. sekaligus untuk memeringati adat istiadat daerah setempat di bulan Suro.

    Menurut saya Ritual jawa ini sangat unik. Uniknya wadah atau takir yang dibuat dan digunakan sebagai tempat nasi adalah daun pisang. Nikmatnya luar biasa ketika nasi diletakkan di dalam takir, mungkin ini efek dari daun pisang itu sendiri. 

    Wadah atau takir dibuat dari daun pisang yang masih hijau dibentuk menyerupai perahu di ujung sisi kanan dan kiri dibentuk dengan lidi dipinggiran takir diberi janur yang masih berwarna kuning. Di dalamnya berisi nasi, telur goreng, sambal goreng, serta mie goreng. 

    Membawa takir disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga di dalam rumah tersebut. Misalkan satu rumah berjumlah 5 orang, maka membawa 5 takir. Antusiasme masyarakat mengikuti takir plontang membuat kita sadar bahwa kebersamaan akan mengalahkan segalanya. Karena bisa bertemu, berkumpul, serta dapat mempererat tali silaturahmi baik dengan sanak saudara maupun tetangga setelah seharian bekerja. Dihibur dengan canda tawa anak kecil serta obrolan yang renyah.

    Orang yang mengikuti takiran tidak hanya bapak-bapak, namun semua anggota keluarga diperbolehkan untuk mengikutinya, jadi tidak dibatasi. Mulai dari adik, kakak, ibu, dan bapak boleh mengikuti.

    Tata cara pelaksanaannya: ada yang bertugas sebagai pemimpin atau yang mengajatkan (red-Jawa). Kemudian ditutup dengan do'a. Setelah selesai berdo'a saling bertukar takir. Menurut saya ini juga yang paling unik. Bisa bertukar takir. Jadi takir dibagi secara acak artinya tidak membawa milik sendiri. Itu artinya Bisa saling merasakan makanan yang dibuat sanak saudara.

    Esensi dari takir plontang adalah sebagai sarana untuk saling berbagi dengan sesama serta memohon kepada Allah swt agar terhindar dari musibah dan penyakit. Semoga keluarga, saudara, tetangga, teman, serta bangsa kita diberikan kesehatan. Amiin.

Salam literasi

Blitar, 19 Agustus 2020

Posting Komentar

4 Komentar