Melawan Rasa Malas Akut

Sumber foto: Duniachybill.wordpress.com
      Oleh: Muhammad Imam Styawan

     Manusia adalah makhluk yang sempurna dengan segala kesempurnaannya, tapi kesempurnaannya tidak melebihi nabi dan rasul. Kesalahan dan lupa masih disematkan untuk manusia seperti kita.
    Tuhan menciptakan manusia dengan tujuan untuk menyembah-Nya dan selalu bermanfaat bagi sesama makhluk Tuhan. Manusia sebagai khalifah di muka bumi selayaknya menjadi contoh bagi makhluk lainnya agar ditiru dalam tingkah lakunya, tentu perilaku yang baik dan benar.
     Dengan segala aspek yang dimiliki, manusia sangat dimuliakan tentu mulia di sini ada proses yang harus dilalui, tak serta merta dianugrahkan langsung oleh Tuhan. Mulia di sini apakah dimuliakan manusia? bukan itu yang kami maksud, akan tetapi mulia di sisi Tuhan, jika dihormati sesama itu hanya bonus.
   Bagaimana caranya menyembah kepada Tuhan? Menyembah kepada Tuhan dengan penuh kekhusukan tanpa ada rasa keluh kesah di dalam hati dan campur tangan manusia yang selalu menggeroti hati manusia.
     Manusia makhluk yang paling sempurna di muka bumi. Tuhan menganugrahkan akal dan pikiran dengan kapasitas yang sangat luar biasa. Akal dan pikiran yang berpikir menjadikan ilmu pengetahuan serta berbagai teknologi terbentuk.
    Kemampuan manusia tak diragukan lagi jika terus dilatih dan diasah dengan kerja keras dan kerendahan hati. Seperti sebuah pisau yang terus diasah oleh pemiliknya tanpa lelah maka tajam dengan sendirinya, jika tak diasah kan berkarat dan tak bisa untuk menebas.
      Terkadang manusia memiliki rasa malas sampai ke kamar mandi tak mampu lantaran malas, shalat subuh terkadang ditunda-tunda alasannya dingin sampai kesiangan, membaca, menulis yang juga terjangkiti pada diri seorang penulis. Inilah budaya malas yang harus dilawan tak hanya melawan virus corona tapi juga harus melawan virus malas.
     Kenapa saya katakan virus malas? karena malas dapat menular bagi yang tak membentengi dirinya dengan vaksin. Virus-virus malas berkeliaran terkadang ada pada diri kita sendiri dengan apiknya, hehe. Vaksin itu ada pada diri kita sendiri dan yang mendukung kita untuk menulis. Cara memproteknya dengan selalu memotivasi diri memberikan apresiasi pada diri, bergabung dengan komunitas menulis atau apalah itu yang jelas supaya kita lebih aktif, kreatif, produktif, dan inovatif.          Misalkan kita ingin sekali tulisan kita cepat selesai tapi tak selesai-selesai hanya memikirkan dan sampai mengendap pada pikiran tak dituangkan dalam bentuk tulisan, tak mungkin selesai sampai sore berganti pagi bahkan berbulan-bulan.
     Melawan malas memang sulit, bagaikan anak kecil yang berumur 9 tahun ingin mengendarai sepeda tapi tak mau belajar, sampai kapanpun tak akan dapat mengendarai sepeda tanpa adanya usaha pada diri dan dukungan dari orang tua atau orang lain.
      Motivasi diri dan motivasi dari orang lain sangatlah penting. Belajar terus menerus tanpa lelah, buang rasa malas akut dengan melakukan hal-hal yang positif dan produktif. Salam Literasi! Salam Anak Negeri!:)


Blitar, 01 Juli 2020
     

Posting Komentar

3 Komentar