Menulis

Sewaktu kecil atau masih sekolah dasar kemampuan membaca saya sangatlah lemah bahkan masuk sekolah dasar belum mampu membaca. Sehingga saya ketinggalan jauh dari teman-teman saat itu. Ketika kemampuan membaca belum nampak berpengaruh terhadap cara menulis. Karena huruf belum hafal. Dan diminta oleh guru untuk menulis juga tak mampu. Hingga suatu ketika saya bertemu oleh seorang guru yang memberikan motivasi kepada saya. Sampai akhirnya saya bersemangat untuk belajar membaca. Dari secuil cerita tersebut kita dapat memetik hikmah bahwa ketika seorang anak belum mampu membaca, seharusnya bukan malah membuatnya tertekan atau dipermalukan akan tetapi dimotivasi supaya rasa semangat untuk belajar dipupuk.

     Kemampuan menulis seseorang dipengaruhi juga oleh kemampuannya dalam membaca. Apabila jam terbang seseorang dalam membaca lebih luas dan dalam maka otomatis kemampuan menulisnya akan meningkat karena gugusan gagasan atau ide akan muncul tanpa terduga. Sehingga ketika mau menulis paling tidak membaca tiga sampai lima halaman. Semakin kegiatan membaca digiatkan makan akan meningkatkan kualitas dan kuantitas terhadap tulisan.

     Ketika menulis sudah menjadi suatu kebiasaan, otomatis menulis tidak menjadi beban. Hambatan sekalipun akan tetap dilawan. Menulis sebenarnya dapat membuat menghilangkan kecemasan serta menambah kebahagiaan. Tatkala menulis kita akan membuang pikiran yang memenuhi pikiran kita. Baik itu tentang pengalaman atau permasalahan. 

     Mari kita jaga konsistensi dalam menulis. Semakin terlatih makan menulis tidak akan membuat kita tertekan akan tetapi membuat menyenangkan. Menyenangkan dan membahagiakan.


Salam literasi

Blitar, 25 Maret 2022

Posting Komentar

0 Komentar