Menapaki jejak langkah perjalanan sungguh melelahkan. Akan tetapi dibalik itu semua kita dapat mengambil hikmahnya. Awan hitam, langit malam mendukung rombongan kami untuk menuju perjalanan yang lumayan panjang. Sebelum berangkat kami mengamini do'a yang disampaikan oleh Pak Kyai. Sesampainya do'a dipenghujung kalimat, rombongan ziarah wali akan berangkat dengan semangat luar biasa. Pesertanya diikuti oleh guru-guru se-kecamatan Sanankulon. Setiap madrasah diikuti oleh empat orang. Yang terdiri dari Kepala Madrasah, Bendahara, Operator, dan KKG. Dan saya salah satu dari ke empat orang tersebut. Akan tetapi bukan kepala madrasah. Namun tidak semua yang mengikuti kegiatan tersebut karena sesuatu hal.
Ada lima tujuan yang akan kami kunjungi. Yang pertama di Makam Syech Pandanaran, kedua di Makam Gunungpring, ketiga di makan Syech Bela Belu, keempat di Pantai Parangtritis, dan kelima di Malioboro.
Dalam perjalanan menuju Makam Syech Pandanaran atau Sunan Bayat cukup lumayan jauh. Harus menaiki tangga-tangga yang sangat banyak. Di setiap tangganya ada pegangannya sehingga memudahkan peziarah dalam berjalan. Karena sebagai pegangan apabila kelelahan. Apabila tidak mau menaiki tangga, bisa dengan ojek. Dengan tarif Rp7000 yang sesuai kantong peziarah atau pengunjung. Sesampainya di makam, kami mengadakan tahlil bersama dalam rangka mendo'akan para Auliya'illah.
Tujuan selanjutnya Makam Gunungpring. Saya juga belum pernah di makam gunung pring dan ternyata letaknya hampir sama dengan yang pertama tadi. Makamnya berada di atas gunung. Meski tinggi kami tetap melanjutkan perjalanan.
Melanjutkan perjalanan menuju ke Pantai Parangtritis. Suasana cukup panas menyengat kulit. Sehingga bagi yang berada di pantai akan merasakan panas sengatannya. Mempersiapkan topi supaya tidak berlebihan terkena sengatan panas. Menyiapkan segala apa yang dibutuhkan.
Setelah beberapa jam berada di pantai kamipun beranjak menuju Makam Syech Bela-Belu. Dan untuk menuju makam kita serombongan disuguhkan dengan jalanan yang cukup menanjak. Hingga pada titik temu lelah terlihat dari wajah kami serombongan. Dalam tiga tempat yang dikunjungi memang membutuhkan tenaga yang cukup berenergi dan tenaga yang cukup kuat.
Selesainya kami mendo'akan para Auliya'illah, kamipun melanjutkan ke Malioboro, yang mana sesampainya di sana banyak sekali lalu lalang kendaraan dan anak muda yang sedang malam Mingguan. Sekian cerita perjalanan dari saya. Semoga kita semua tetap diberikan kesehatan dhohir batin.
Salam literasi
Blitar, 21 Februari 2022
0 Komentar