Proses Dalam Menulis



Ada rasa senang yang membuncah di saat ada orang yang selalu memberikan semangat dalam hal positif di sekitar kita. Baik dari keluarga, teman, ataupun saudara. Seakan setiap proses yang dilewati dalam hidup tak terasa dan berjalan dengan sendirinya, dengan selalu berprasangka baik kepada-Nya serta berprasangka baik kepada sesama manusia. Setiap kejadian yang ada di dunia sudah diatur dan ditulis. Mulai dari rejeki, jodoh, dan kematian sudah tertulis. Tugas manusia melewati proses itu dan selalu berpikir positif atas takdir yang diberi serta berdo'a.

     Sekitar tiga hari yang lalu saya di WhatsApp dan diundang oleh salah satu pengurus Sahabat Pena Kita Tulungagung. Dalam rangka apresiasi pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I (Pembina Sahabat Pena Kita). Isi dari pesan tersebut adalah akan diadakannya antologi menulis. Dengan mengambil tema "Ngainun Naim, Sang Profesor Inspiratif". Ini merupakan salah satu undangan yang luar biasa dan tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan bagus ini.

     Prof. Ngainun Naim merupakan salah satu dosen UIN SATU Tulungagung. Beliau adalah seorang penulis dan pegiat literasi. Kerap kali saya selalu mampir di blog beliau, yang berisi tentang spirit literasi.  Dalam tulisan beliau selalu ditekankan untuk selalu menulis dan menulis. Bahwa proses dalam menulis sangat penting dan jika hanya sebatas pengetahuan dan teori sulit untuk mewujudkan karya apabila tanpa aksi.

     Salah satu buku beliau yang saya baca "Menulis Itu Mudah (40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya). Di dalam buku tersebut ada 40 Jurus untuk menulis dan mewujudkan karya. Ada banyak sekali tulisan yang inspiratif dan bermanfaat bagi pemula yang akan memulai menulis. 

     Saya ingat betul ketika ingin bergabung di dalam grup WhatsApp Sahabat Pena Kita Tulungagung. Saat itu nomor telpon saya dimasukkan oleh salah satu pengurus ke dalam grup WhatsApp Sahabat Pena Kita dengan syarat wajib harus memiliki blog pribadi dan setiap satu Minggu sekali harus setor tulisan. Bermodalkan nekad dan semangat literasi yang tinggi saya bersedia mengikuti aturan yang telah ada. 

     Singkat cerita kalau tidak salah selesai shalat subuh saya memberanikan diri untuk menyampaikan pesan singkat kepada Prof. Naim tentang keseriusan saya untuk menulis. Dan beliau berpesan kepada saya bahwa "menulis membutuhkan perjuangan dan komitmen yang tinggi. Jika kamu ingin menulis lewati setiap prosesnya dalam menulis". Kata-kata beliau hingga sampai ini selalu saya ingat. Ternyata menulis tidak hanya satu hari atau dua hari. Menulis membutuhkan waktu yang panjang dan perjuangan yang tidak mudah untuk menulis.

     Menulis butuh proses. Proses panjang dengan segenap tenaga dan pikiran. Melalui aksi akan terwujud sebuah karya. Proses menulis setiap hari, melawan kemalasan, dan menjaga konsistensi. Dengan begitu akan tercipta karya yang tak terduga dan terpikirkan. Proses lebih penting daripada memikirkan perwujudan. Melalui proses inilah ketrampilan menulis terasah dengan baik. Terima kasih Prof. Naim atas ilmu yang selalu digelorakan untuk saya khususnya dan bagi SPK Tulungagung umumnya.


Salam literasi

Blitar, 30 Januari 2022

Posting Komentar

0 Komentar