Selamat bagi SPK (Sahabat Pena Kita) yang Sabtu kemarin tanggal 06 Februari 2021 mengadakan Launching 6 Antologi SPK di mulai pukul 08.00-12.00 WIB. Dalam kesempatan kali ini SPK mengadakan Webinar via Zoom Meeting dengan tema Proses Menulis Kreatif dan Produktif. Yang dihadiri oleh narasumber yang luar biasa dan Ketua Sahabat Pena Kita Pusat Bapak Dr. M. Arfan Mu’ammar, M.Pd.I; Bapak Ulil Abshar-Abdalla, MA (Cendekiawan Muslim yang Produktif Menulis); Prof. Dr. H. Kasuwi Saiban, M.Ag (Ketua STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang); Bapak Dr. Azis Tata Pangarsa, M.Pd (Dosen STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang); serta Ibu Nurul Chomaria, S.Psi (Penulis Produktif, Menulis 72 Buku 2007-2021).

Dalam Webinar Kali ini diikuti oleh anggota SPK baik dari tingkat pusat dan daerah yaitu Magelang, Semarang, Tulungagung, Malang serta dari luar anggota SPK. Kopdar 6 (Kopi Daring) diadakan setiap satu tahun sekali.

Pembahasan kopdar sangat menarik sekali. Suntikan demi suntikan yang diberikan oleh narasumber dapat menambah semangat untuk tetap kreatif dan produktif menulis. Bahwa menulis kreatif dan produktif merupakan titah Al-Quran. Seperti yang tercantum dalam surah Al-‘Alaq.

Bapak Ulil Abshar-Abdalla dalam sambutannya mengapresiasi kepada Pengurus SPK yang telah mengadakan acara kali ini.  Pertama, Beliau menyampaikan banyak hal tentang proses menulis kreatif dan produktif. Dengan menulis dapat bertukar pengalaman dan mengasah kemampuan menulis. Menurut observasi beliau minat dunia menulis dewasa ini lumayan tinggi. Bahkan mempublish tulisan lebih mudah dan cepat. Media sosial terbuka dengan sangat lebar. Sehingga sekarang ini menjadi penulis sangat mudah sekali daripada zaman dulu. Beliau juga menyampaikan bahwa menulis itu kebahagiaan luar biasa beliau menyebutnya Jannatul Kutab (surganya menulis). Yang Kedua, zaman sekarang free akses artinya akses untuk mempublish tulisan tanpa bersusah payah, tanpa ditolak, dan dikritik. Bahkan proses filtering kurang ketat sehingga terkadang hanya mengejar kuantitas bukan kualitas. Inilah pentingnya bersabar untuk berproses. Orang zaman sekarang lebih sensitif dikritik, begitu dikritik marah beda dengan zaman dulu. Orang zaman dulu jika dikritik bahkan ditolak berkali-kali oleh penerbit atau media cetak tidak pantang menyerah untuk mengirimkan tulisan walaupun sampai beberapa kali ditolak penerbit. Yang Ketiga, menulis tidak sekedar menggerakkan tangan lebih dari itu tetapi tulisan yang mengguncangkan. Artinya tulisan yang berkualitas tinggi. Yang Keempat, sebaiknya penulis generasi lama menjadi model atau contoh untuk penulis generasi sekarang. Ada banyak sekali penulis-penulis yang dapat dijadikan sebagai model misalnya Bapak Goenawan Muhammad, Arswendo Atmowiloto, Ignas Kleden dan masih banyak yang lainnya. Yang Kelima, Menulis harus punya target artinya menjadi penulis yang terus berkembang dan berkemajuan. Yang Keenam, memiliki stilistika (gaya) kepenulisan dan diksi yang berkualitas.

Saran dan Pesan Bapak Ulil Abshar kepada Pengurus Sahabat Pena Kita untuk mengadakan penghargaan kepada Anggota Sahabat Pena Kita yang memiliki tulisan yang berkualitas. Tulisan bidang akademis maupun tulisan yang kreatif atau non akademis misalnya novel serta tradisi untuk selalu mengkritik.

Selamat dan sukses untuk Sahabat Pena Kita dalam Kopdar VI. Semoga dapat mengembangkan dan menginspirasi serta melahirkan karya-karya yang berkualitas dan dapat dijadikan sebagai rujukan keilmuan. 

Salam literasi.

Blitar, 7 Februari 2021