Ngronde


Malam minggu, malamnya anak muda yang lagi belum punya pasangan serta yang sudah punya pasangan. Menikmati malam minggu dengan semangkuk wedang ronde menambah gairah untuk menulis. Apalagi sambil ngobrol dengan ditemani secangkir kopi hitam. 

Angin yang semilir dan bau uap ronde sampai menusuk ke hidung menjadikan saya tak sabar menikmati ronde. Ronde adalah minuman yang terbuat dari jahe bercampur dengan kacang tanah yang sudah digoreng, ada campuran mutiara warna merah, agar-agar, serta bulat-bulat seperti cilot tapi dalamnya ada kacang polongnya, sehingga menambah kenikmatan para penikmatnya untuk menikmati malam minggu dengan semangkuk ronde hangat. Apalagi kalau dipadu dengan ramainya jalanan yang berlalu lalang dengan pasangannya, tambah nikmat tiada tara.

Sebenarnya banyak cara bisa dilakukan untuk merefresh rasa bosan, mager, atau apapun yang terkait dengan rasa malas yang akut. Salah satunya dengan ngopi atau ngronde. Dengan mengobrol, bertukar pikiran, akan menambah pertemanan serta pengetahuan. 

Nah, saat saya menunggu sajian wedang ronde. Saya bertemu dengan tiga orang yang menuntun sepedanya dari arah timur tentu untuk pesan ronde juga. Mereka pun duduk dengan menghadap ke arah jalan yang ramai. Dengan beraninya saya mengajak ngobrol. Menanyakan rumahnya, ah ini basa-basi saja, hehe. 

Setelah beberapa menit datanglah teman saya. Yang mana dulu pernah satu asrama dengan saya saat berada di pondok. Akhirnya ngobrol dengan saya, mau kemana dan dari mana. Setelah ngobrol ngalor-ngidul. Kami pun tak sadarkan diri waktu cepat berlalu dengan sangat cepatnya. 

Ini suatu kebetulan yang sebelumnya tidak ada kesepakatan bertemu. Singkat cerita saya bersiap untuk pulang ke rumah. Menjadikan hidup berwarna sehingga tidak monoton. Berteman dengan siapa saja asalkan dapat memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang harus dijadikan pegangan.
 
Salam Literasi!

Blitar, 09 Agustus 2020

Posting Komentar

2 Komentar