Wacana Sekolah Tatap Muka

 


        Bangsa Indonesia di awal tahun 2020 telah terjadi musibah nasional bahkan dunia. Adanya pandemi covid-19 telah membuat penurunan berbagai sektor mulai dari perekonomian, pariwisata, transportasi, pendidikan, serta dekadensi moral. Kemerosotan yang dialami diakibatkan oleh pandemi covid-19 yang belum juga menghilang dari muka bumi. Pemerintah telah berusaha dengan sangat keras untuk melawan covid-19. Berbagai cara telah dilakukan mulai dari mewajibkan memakai masker, cuci tangan dengan air yang mengalir atau sabun, penyemprotan desinfektan.

Semakin hari jumlah orang yang terkonfirmasi positif terus ada peningkatan, namun jumlah pasien sembuh juga ada penambahan. Disiplin mengikuti protokol kesehatan termasuk cara untuk menekan jumlah penambahan yang positif terpapar covid-19. Kuncinya pada kedisiplinan dalam menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Salah satu sektor yang mengalami penurunan yaitu pada dunia pendidikan. Pendidikan adalah salah satu sektor terpenting. Para siswa mulai bosan apalagi orang tua jika terus LFH (Learning From Home). Ini juga termasuk tugas bagi guru untuk mengemas sistem pembelajaran daring yang kreatif, inovatif, dan produktif serta pendampingan dari orang tua. Sistem pembelajaran secara daring tidak sebegitu efektif dengan pembelajaran secara luring. Karena guru tidak dapat memantau siswa dalam proses belajar mengajar secara langsung.

Wacana akan diadakannya tatap muka ini suatu kabar yang baik, juga kabar yang tidak baik. Kabar baiknya siswa bisa mengikuti pembelajaran seperti biasa, namun harus tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ada. Kabar tidak baiknya jumlah siswanya yang terlalu banyak membuat kewalahan untuk mengontrol siswa agar tetap jaga jarak. Menurut Dr. Martadi M.Sc Dewan Pendidikan Surabaya kemarin (11/08/2020) saat diwawancarai di salah satu stasiun televisi “Apabila diadakan tatap muka maka harus melaksanakan protokol kesehatan. Dengan cara, lembaga menyiapkan sarana yang dipersiapkan yaitu hand sanitizer, tempat cuci tangan, jaga jarak, serta jam pembelajaran diperpendek, dan tidak ada istirahat. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sangat diharuskan serta harus ada kesadaran dari orang tua maupun masyarakat”.

Kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat sangat diharuskan. Dengan adanya kerjasama antara guru, murid, orang tua, serta lingkungan akan menjadikan pembelajaran lebih nyaman tanpa ada gangguan. Semoga musibah yang dihadapi bangsa kita segera hilang dari bumi pertiwi. Amiin

Salam Literasi!

Blitar, 11 Agustus 2020

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Keren Mas Imam. Bener sekali itu. Meski praktiknya memang sulit untuk mengkondisikan siswa agar menerapkan physical distancing

    BalasHapus
  2. Iya mbak ekka..hanya dengan cara jaga jarak, pakai masker dan penerapan PHBS untuk menekan covid

    BalasHapus