Sejak adanya covid-19 sepeda menjadi incaran bagi semua orang. Berbagai kalangan bersepeda sudah menjadi agenda rutin setiap hari. Sebenarnya tujuan bersepeda itu sendiri untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan mempererat tali silaturahmi. Karena dengan bersepeda bisa saling kenal mengenal dan menambah pertemanan.

Semakin banyaknya pesepeda dan banyak yang membeli sepeda, penjual sepeda sangat diuntungkan, bagaimana tidak, penjualan sepeda laris manis dan bahkan toko tak pernah sepi pengunjung. Pengunjung yang datang membeli sepeda serta berbagai asesoris dan onderdil menjadikan penjualan meningkat pesat.

Tahun 2020 disebut sebagai tahun gowes karena para pesepeda yang semakin hari semakin bertambah. Sehingga harga sepeda melambung tinggi. 

Sepeda sebagai primadona jalanan membuat yang melihatnya jadi tertawan. Harga sepeda yang setara dengan motor bahkan lebih mahal sepeda, tidak menyurutkan untuk membeli sepeda. Sepeda di samping sebagai life style juga sebagai ajang kontes.

Jalanan ramai bersepeda baik pagi, sore, dan malam. Terkadang setelah gowes tidak lupa untuk berkuliner. Yang menjadi favorit para goweser yaitu nasi pecel. 

Membentuk sebuah komunitas, membuat seragam (jersey) dan ketika gowes terlihat sangat keren dan mewah lantaran sepeda yang dikendarai begitu mahal. Di dalam komunitas ada koordinator yang ditugaskan sebagai penggerak gowes. Dengan adanya koordinator akan terbentuk kekompakan dan kebersamaan.

Hakikat dari bersepeda itu sendiri bukan masalah harga sepeda yang mahal, anggota yang banyak, tapi menjaga kesehatan yang utama. Sebagai manusia berkewajiban untuk selalu menjaga kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun ruhani. 

Namanya juga demam gowes berapapun akan dibeli. Namun jangan sampai lupa untuk selalu tetap mengikuti protokol kesehatan, jaga jarak, cuci tangan. Semoga kita semua tetap diberikan kesehatan. Amiin

Salam Literasi!

Blitar, 26 Juli 2020