Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu (Eyang Sapardi Djoko Damono, 1989)

Petikan bait di atas saya ambil dari sepilihan sajak yang digubah oleh sastrawan masyhur yakni Eyang Sapardi Djoko Damono. Kalangan anak muda siapa yang tak kenal beliau? pasti kenal bagi pecandu buku, beliau sastrawan Indonesia yang memiliki karya lebih dari 50 karya. Beliau sangat gigih dalam menulis. Walaupun sudah berumur 79 tahun beliau tetap aktif dan produktif dalam menulis. 

Inilah yang perlu kita contoh sebagai generasi muda. Sebagai pemuda garda terdepan tak sepatutnya berpangku tangan tanpa ada karya yang dinikmati kelak di masa depan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan salah satunya menggiatkan dunia menulis. Dengan menulis kita tetap dikenang walaupun sudah tiada. 

Sedikit menggubah semoga dapat mengubah:

Aku ingin menulis dengan sederhana dengan pena yang tak sempat diucapkan huruf kepada kertas

Aku ingin menulis dengan terus berkarya tanpa lelah dan semoga bermanfaat bagi pembaca

Aku praktikkan menulis dengan kata-kata sederhana semoga pembaca bisa menikmatinya

Aku praktikkan apapun masukan yang baik demi kebaikan masa depan

Aku terus mencari ilmu tentang agama dan kepenulisan tuk menambah keilmuan dan pengetahuan

Praktik tak dilupakan

Mari para penggiat literasi
Saling berbagi ilmi dan berimajinasi
Membaca akan membuka jendela dunia di luar diri
Seolah-olah membaca dan menulis dapat memperoleh katarsi
Membaca tanpa berhenti
Menulis dapat inspirasi
Ngopi mampu berimajinasi
Tapi jangan sampai lupa diri
Tetap bersyukur kepada Sang Ilahi

Semangat! Semangat! Semangat!
Salam literasi!

Blitar, 08 Juli 2020