Sumber foto: Nussadaily.com
Manusia adalah makhluk yang sempurna karena memiliki akal dan pikiran. Kemampuan yang dimiliki manusia berawal dari ketidakmampuan, ketidaktahuan yang ada pada diri menjadikan manusia untuk lebih tahu tentang sesuatu hal. Sehingga menjadikan manusia memiliki keingintahuan yang sangat tinggi dalam segala hal.Ketika bayi baru lahir ke dunia ini pasti seorang bayi menangis bukan? Alasannya karena kaget akan gemerlapnya dunia yang penuh dengan kecarut-marutannya. Manusia menganut agama sesuai dengan agama yang dianut oleh orang tua. Teringat ada sebuah hadits "Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan suci, hanya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi" .
Adat atau tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh seorang atau kelompok dalam suatu daerah tertentu karena turun temurun yang dibawa oleh nenek moyang sampai anak cucu. Kepercayaan yang menjadikan mereka percaya dengan adanya adat tersebut, bila tak mengikuti adat daerah setempat katanya akan terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Misalnya, kecelakaan dan sebagainya.
Setiap daerah pasti memiliki kepercayaan. Hanya bagaimana cara kita dalam menyikapi setiap keragaman tersebut. Karena kita hidup di negara yang berbhinneka, jadi terima selama itu baik dan tidak keluar dari syariat agama.
Keragaman budaya menjadikan negara itu bersatu tak ada rasa saling menjelek-jelekkan kelompok atau organisasi lain. Keragaman akan dapat menyatukan bukan malah memecah belah. itu prinsip negara kita
Saat ini negara kita telah dilanda bencana nasional, membuat kebingungan para pemimpin-pemimpin kita dan warganya, tapi kami optimis dengan dengan adanya usaha berbagai elemen untuk terus berusaha melawan musuh yang sedang menyerang yaitu corona virus.
Ada-ada saja kami melihat ada beberapa orang di daerah kami meletakkan "bongkok" katanya sebagai tulak berbagai bencana, misalnya maling, yang lagi hits corona virus, tapi kami menyadari itu merupakan salah satu kepercayaan atau adat yang ada di daerah kami. Asalkan tidak bertuhan kepada bongkok, jika sampai percaya pada bongkok tersebut akan menjadikan syirik dan dilaknat oleh Tuhan.
Bongkok yang ada dibuat menyerupai orang. Digambar wajah, ada matanya, hidungnya, ada mulutnya. Diletakkan di sebelah pintu luar rumah depan. Kalau saya menafsirkannya sebagai penunggu rumah, biar orang yang mau berniat jahat pada rumah tersebut takut dan sebagainya.
Ini seperti sebuah penggambaran yang tak masuk akal. Namanya juga kepercayaan. Yang ditakutkan jika tauhidnya lemah akan membuat orang percaya dengan bongkok tersebut. Ini seperti memberikan kesempatan pada thagut untuk memanfaatkan.
Selama adat tersebut tidak keluar dari syariat Islam sebaiknya tetap dilestarikan dengan begitu kita telah menghargai para leluhur kita. Sehingga akan memberikan pengetahuan kepada anak cucu, tentang bagaimana nenek moyang menghidupkan budaya dengan sangat beragam tanpa ada kekerasan di dalamnya.
Keikutsertaan dalam melestarikan tradisi selalu mengikuti di setiap lingkungan atau keluarga sendiri. Lingkup luas masyarakat, terkadang manusia hanya ikut-ikutan belum tahu sumber yang didapat langsung ngikut saja tanpa ada penjelasan secara spesifik, apa makna dan filosofi dari bongkok yang digambar mirip wajah manusia.
Sebagian masyarakat ada yang menerima sebagian lainnya juga merasa aneh juga, saat melihat ada beberapa orang yang meletakkan bongkok tersebut di depan rumah mereka. Salah kaprah atau salah kiprah? kepercayaan terhadap tradisi diwariskan turun temurun oleh nenek moyang. Ada yang sangat berpegangan teguh terhadap adat tetapi ada juga yang acuh tanpa menghiraukan. Ini namanya pandangan yang berbeda dengan melihat berbagai sudut pandang.
Kita sebagai manusia yang mempunyai dedikasi yang baik, saling menghormati dan menghargai adalah kunci untuk bersatu sehingga dapat memadukan antara budaya lokal dengan budaya Islam dengan seimbang.
Tetap jaga persatuan dan kesatuan karena Indonesia memiliki budaya dan adat yang beraneka ragam. Jangan sampai hanya masalah kecil dibesarkan-besarkan yang nantinya akan berbuah peperangan antar suku. Mari jaga selalu bumi pertiwi. Salam Literasi! Salam Tradisi! Salam Anak Negeri
Blitar, 15 April 2020
4 Komentar
Menarik. Mengalir lancar.
BalasHapusMantul sekali mas, saya sepakat budaya lokal haruslah menjadi cirikhas dan tetap dilestarikan. Tidak ada benturan antara agama dengan budaya, hanya orang" yg tak suka romantisme agama-budaya saja yg ingin mengadu keduanya. Hehe
BalasHapusTerima kasih abah...
BalasHapusRomantisme agama budaya
BalasHapusWah...suwun bung kamim