Bagiku menulis adalah kegiatan atau aktivitas untuk menuangkan pemikiran. Terkadang kita memiliki pemikiran yang sangat liar tak terduga, momen seperti itu adalah suatu hal yang perlu dicatat bisa di note atau bisa di secarik kertas agar pemikiran yang liar tersebut bisa dilihat bila kita lupa. Memang lupa menjadi sesuatu yang umum dimiliki oleh manusia.
Kalau dilihat dari semua tokoh-tokoh besar seperti Pramoedya Ananta Toer, Nurcholish Madjid, dsb. Itu semua adalah tokoh-tokoh yang dikenang karena karya. Walaupun beliau-beliau sudah wafat akan tetapi karyanya tetap abadi walaupun di telan oleh sang waktu.
Mulai dari situ aku berpikir bahwa yang dinilai itu bukanlah harta yang berlimpah, jabatan, ketenaran, akan tetapi karya yang bisa bermanfaat dan berguna bagi masa yang akan datang. Mengutip dari penulis milenial yakni bung Fiersa Besari. Bung fiersa berkata "Membaca untuk tahu apa saja yang ada di masa lalu, menulis untuk memberi tahu pada mereka apa yang ada di masa depan".
Aku dulu saat awal-awal menulis, terbesit di dalam pikiranku, bahwa menulis itu sangat sulit dan rumit. Lantaran pobia menulis selalu menghindari hal-hal berkaitan dengan menulis. Tetapi suka membaca mulai kelas 7 MTs. Lulus MTsN melanjutkan ke SMK dan hanya membaca buku pelajaran dan pelajaran. Jenuh hari-hari yang dibaca hanya buku pelajaran. Lulus SMK aku melanjutkan ke perguruan tinggi. Masuk perguruan tinggi diharuskan untuk menulis yaitu makalah, makalah bagi aku sangat melelahkan tapi apa daya itu merupakan keharusan yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa semester awal. Sebelumnya tidak pernah membuat karya tulis, tetapi memang lebih dimudahkan dengan satu kelompok. Satu kelompok ada 6 mahasiswa dari sana aku mulai belajar tentang tata cara menulis dan keilmuan.
Aku dulu saat awal-awal menulis, terbesit di dalam pikiranku, bahwa menulis itu sangat sulit dan rumit. Lantaran pobia menulis selalu menghindari hal-hal berkaitan dengan menulis. Tetapi suka membaca mulai kelas 7 MTs. Lulus MTsN melanjutkan ke SMK dan hanya membaca buku pelajaran dan pelajaran. Jenuh hari-hari yang dibaca hanya buku pelajaran. Lulus SMK aku melanjutkan ke perguruan tinggi. Masuk perguruan tinggi diharuskan untuk menulis yaitu makalah, makalah bagi aku sangat melelahkan tapi apa daya itu merupakan keharusan yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa semester awal. Sebelumnya tidak pernah membuat karya tulis, tetapi memang lebih dimudahkan dengan satu kelompok. Satu kelompok ada 6 mahasiswa dari sana aku mulai belajar tentang tata cara menulis dan keilmuan.
Mulai suka menulis di akhir tahun 2019 sebelumnya tidak pernah sama sekali menyukai dunia menulis, sangat menghindari. Sampai pada titik temu aku membaca bukunya Saidulkarnain Ishak dengan judul Jurnalisme Modern ada kalimat yang sangat menarik dan menggelitik "Bahwa praktik tanpa henti dapat mengasah ketajaman olah pikir" ada kalimat lagi dari bacaan yang sama "menulis adalah saudara kembar membaca", dengan menulis kita bisa menyimpulkan hasil membaca bacaan yang kita baca dengan lewat tulisan.
Dari kalimat tersebut aku mulai tergerak untuk setiap harinya menulis apapun yang ada dipikiranku. Aku menulis di note, disitu mulai dari puisi, cerpen yang menurutku masih sangat kurang, dan berbagai hal yang bisa membuatku terus menulis, saya catat di note itu.
Menulis bagian dari perjalanan hidupku yang selalu menemaniku di saat susah maupun senang. Menulis tak akan ada habisnya jika dibicarakan. Ilmuan-ilmuan yang lahir dari berbagai penjuru dunia bisa mengenal dunia berawal dari menulis dan membaca, serta guru. Mari kita menulis, menulis, dan menulis agar di kemudian hari tulisan-tulisanmu bisa dibaca oleh anak cucu. Salam literasi! salam lestari!
Blitar, 24 Maret 2020
Dari kalimat tersebut aku mulai tergerak untuk setiap harinya menulis apapun yang ada dipikiranku. Aku menulis di note, disitu mulai dari puisi, cerpen yang menurutku masih sangat kurang, dan berbagai hal yang bisa membuatku terus menulis, saya catat di note itu.
Menulis bagian dari perjalanan hidupku yang selalu menemaniku di saat susah maupun senang. Menulis tak akan ada habisnya jika dibicarakan. Ilmuan-ilmuan yang lahir dari berbagai penjuru dunia bisa mengenal dunia berawal dari menulis dan membaca, serta guru. Mari kita menulis, menulis, dan menulis agar di kemudian hari tulisan-tulisanmu bisa dibaca oleh anak cucu. Salam literasi! salam lestari!
Blitar, 24 Maret 2020
4 Komentar
Sangat baik, Kang Imam. Mari istikomah menulis. Ditunggu karya selanjutnya.
BalasHapusterima kasih atas komentarnya dan dukungan untuk selalu menulis mbak ekka zahra,
BalasHapusditunggu buku karya njenengan;)
Mantap mas imam.
BalasHapusSuwun...apresiasinya
BalasHapus