Tetap Menulis, Meskipun Gempuran Kesibukan

 


"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis" (Pepih Nugraha) 

Tak henti-hentinya membahas tentang penulisan (literasi). Hari-hari dipenuhi dengan bacaan dan buku-buku. Aksara selalu memenuhi di pikiran. Mulai pagi hingga malam memikirkan apa yang akan mau ditulis. Kebingungan yang menjelma keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebaiknya dilatih. Tanpa latihan sulit untuk menghasilkan tulisan yang baik dan berbobot. Manfaat bertukar pikiran dan diskusi salah satu cara untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik. 

     Menulis tidak ada sekolahnya, keterampilan menulis atau menuangkan sebuah ide diawali dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya pengalaman, perjalanan, atau aktivitas sehari-hari dapat dijadikan sebagai bahan tulisan. Kalaupun toh tidak ada ide yang muncul saat menulis kita dapat mereview buku yang sudah pernah kita baca. Dengan begitu keterampilan menulis terus diasah dan tidak kemandegan menulis. Karena menulis membutuhkan kerja keras serta niat yang kuat dari penulis. 

    Saya merasakan saat tidak menulis. Ada sesuatu hal yang kurang. Salah satu rasa positif yang harus dipenuhi dengan menulis. Memang menulis salah satu aktivitas yang candu. Apabila sudah masuk kedalamnya akan rindu. Kerinduan inilah yang harus dijaga dengan tetap menulis setiap hari. Meskipun kesibukan menaungi kita. 

    Setiap orang sibuk, lelah, dan masih banyak lagi yang dialami. Namun, apabila nafsu dituruti lamban laun kita akan dikendalikan yang namanya malas. Kemalasan sebaiknya dilawan. Melawan diri sendiri lebih sulit daripada melawan musuh. Karena musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Mari kita tingkatkan keterampilan menulis dengan selalu menulis. Semoga setiap proses selalu ada hasil.


Salam Literasi

Blitar, 12 September 2023

Posting Komentar

0 Komentar