Menulis Untuk Bersuara

 


Karena kau menulis. Suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari ~ Pramoedya Ananta Toer.

Kalimat yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer membuat saya semangat menulis lagi. Salah satu kalimat yang dapat memantik seseorang dalam menulis. Menulis salah satu kegiatan yang tak akan habis dibahas. Pembahasan tentang dunia menulis bagi saya dapat menambah pengetahuan tentang dunia menulis. Ada banyak sekali pembahasan, mulai dari mengawali menulis, apa yang harus ditulis, bingung topik atau ide yang akan ditulis, dan masih banyak yang lain.

    Menulis salah satu keterampilan yang tidak semua orang mampu menjalankannya. Butuh perjuangan dan keseriusan dalam menjalankannya. Saya mengawali menulis ada perasaan takut. Ketakutan inilah yang membuat saya enggan untuk memulai menulis. Lambat laun ketakutan itu mulai pudar semenjak saya gabung di komunitas menulis. Memang Golongan menjadi penentu bagi kesuksesan seorang penulis. Di grup tersebut ada para kawan dan tokoh penulis lain yang sangat kreatif dalam menulis. Tak henti-hentinya tulisan terus mengalir dan menularkan benih-benih literasi. Lewat grup inilah saya mulai memahami pentingnya menulis di kemudian hari.

     Tulisan yang ditulis akan tetap abadi. Berbeda dengan ucapan akan segera menguap begitu saja -- ilmu. Sebenarnya kalau ada kemauan untuk menulis semua pasti ada jalan. Akan tetapi, semua berawal dari dipaksa. Memaksakan diri untuk memulai menulis. 

     Kebiasaan baik harus dibiasakan agar kebermanfaatan tersebar hingga ke pelosok Nusantara. Menulis salah satu dakwah. Dengan menulis, tulisan yang ditulis akan dibaca oleh banyak orang. Mari kita konsisten untuk menulis. Menulis untuk berbicara.


Salam literasi

Blitar, 11 Januari 2023

Posting Komentar

0 Komentar