Belajar Menulis Puisi


Pada hari Sabtu, 20 Agustus saya mengikuti pelatihan belajar menulis puisi, dengan tema “LEMON SEGER (Literasi Mood On Untuk Semua Generasi)” di dinas perpustakaan dan arsip. Acara tersebut dihadiri oleh Mas Jon Blitar selaku pemateri serta Bapak kepala Perpusarsip yakni Bapak Ir. Krisna Triatmanto, M.Si.

Acara dimulai pukul 10.00 WIB. Saya harus datang terlambat karena ada acara lain yang tidak dapat ditinggalkan. Jarak tempuh ke tempat acara tidak terlalu jauh dari tempat saya bekerja. Sekitar 3, 5 km atau 7 menit. Sebelumnya saya sudah minta izin ke panitia bahwa saya datang terlambat. 

Saya berangkat dari tempat kerja sekitar pukul 10.20 WIB. Sampai di acara sekitar 10.30 WIB. Sesampainya di sana saya disambut oleh karyawan perpus di pintu masuk acara. Kemudian saya diminta untuk segera masuk ke ruang acara. Akan tetapi saya meminta izin sebentar untuk ke kamar mandi. Namun, salah satu karyawan mengarahkan bahwa di samping ruang acara ada kamar mandi. Akhirnya saya memutuskan untuk segera mengikuti karyawan tersebut.

Selesainya dari kamar mandi saya diminta untuk segera masuk ruangan karena acara sudah dimulai. Dan semua peserta sudah duduk rapi berjajar mengitari meja. Dengan segera saya masuk ruangan pelatihan menulis puisi. Akhirnya saya duduk paling belakang. Karena kursi sudah terisi. 

Saat memasuki ruangan, Bapak Kepala perpusarsip memberikan sambutan kepada peserta. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa acara belajar menulis puisi akan terus berlanjut. Dengan diadakannya acara seperti pelatihan puisi dapat memberikan pemantik bagi generasi masa depan.

Selanjutnya pemaparan materi yang disampaikan oleh Mas Jon Blitar. Beliau menyampaikan tentang pengertian puisi, manfaat berpuisi, dan cara menulis puisi. Pertama, pengertian puisi, puisi menurut Sutardji Calzoum Bachri adalah mantra maksudnya yang dapat membius bagi pendengar dan pembacanya saat membaca larik-larik puisi. Sedangkan menurut Eyang Sapardi puisi adalah bunyi. 

Akan tetapi Mas Jon Blitar memiliki pendapat lain tentang puisi. Menurut beliau puisi adalah kejujuran. Berpuisi proses dari sebuah peristiwa. Menyadari, merenungi, dan memaknai. Menyadari apa yang ditulis, merenungi apa yang sudah ditulis, dan memaknainya.

Kedua, Manfaat puisi yaitu meningkatkan kreativitas, sarana pelepasan emosi dan perasaan negatif, menambah keberanian dalam bersuara, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam berkarya, dan menambah penghasilan.

Ketiga, dalam berpuisi harus memperhatikan kaidahnya yaitu dengan menciptakan kata-kata terkuat agar berkesan bagi pembaca, mengurangi kata hubung, judul ditulis paling akhir, pengendapan atau pengurangan atau penambahan kata, menggunakan kata baku, dan yang terakhir mempublikasikan.

Itulah catatan sederhana yang saya dapat dari pelatihan menulis puisi di Dinas perpustakaan dan arsip kemarin. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semuanya, aamiin.


Blitar, 22 Agustus 2022

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Sesederhana apa pun, catatan semacam ini adalah dokumen yang penuh arti

    BalasHapus
  2. Saya juga pengin belajar menulis puisi

    BalasHapus