Sudah satu bulan lebih saya tak berkutat yang namanya kata. Ketika memulai menulis seperti kaku dan sulit untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. Dengan segenap upaya dan tenaga yang dilakukan kegiatan menulis harus tetap dilaksanakan. Agar apa yang diperoleh dari proses yang baru saja dibaca dapat ditulis kembali serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sudah menjadi kebiasaan seorang penulis. Bahwa membaca menjadi aktivitas rutin yang tidak terbantahkan untuk menjadi agenda rutin. Tanpa membaca maka seorang penulis terhambat dalam aktivitas menulisnya. 

     Kegiatan menulis membutuhkan kegiatan membaca. Saling keterkaitan dengan yang lainnya. Adanya keterkaitan inilah makanya membaca-menulis tidak dapat dipisahkan. Mungkin kita mau menulis tapi ketika mau menulis kosakata dalam otak kita kosong tidak terisi sama sekali berupa bacaan. Sehingga ketika melakukan aktivitas menulis terhambat bahkan mandeg di tengah jalan. Padahal faktor utamanya kurangnya membaca.

     Membaca satu kesatuan dalam kegiatan menulis. Penulis akan menghasilkan karya apabila konsisten dalam menulisnya serta membacanya. Membaca akan mengubah pola pikir serta meningkatkan pengetahuan kita. Selama masih mau membaca dan belajar akan selalu ada hal baru dalam diri kita.

     Kemampuan membaca setiap orang berbeda. Ada yang membaca sekedar tahu, ada juga memahaminya kemudian melakukan apa yang dibaca. Makanya membaca yang produktif adalah membaca yang dapat mengubah diri seseorang menjadi lebih baik dan tahu banyak hal.

     Mari kita jaga terus konsistensi kita dalam membaca. Dengan membaca akan menoreh kata di atas kertas kosong sehingga berisi sebuah tulisan yang menginspirasi banyak orang.


Salam literasi

Blitar, 3 Mei 2022