Hidup dan mati sudah menjadi takdir. Bersedih ketika ditinggal oleh orang yang disayangi adalah hal yang umum terjadi. Namun, semua itu sudah digariskan dan jangan sampai berlebihan dalam menangisi. Itu hanya akan menjadikan tak tenang di dalam hati. Kematian sebuah rahasia, tak ada yang tahu kapan akan terjadi. Hidup di dunia hanyalah sebatas singgah tak lebih, yang abadi di alam barzah. 

     Jika setiap kita mau berpikir secara jernih akan sadar hal itu. Akan menyadari dengan setulus hati bahwa hidup tak melulu tentang harta. Berapapun kekayaan yang dimiliki sebatas titipan tak lebih, maka dari itu kita harus selalu ingat setiap waktu bahwa tak ada yang abadi di dunia ini. 

     Semua pasti akan kembali. Tetap tawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apapun yang kita lakukan di dunia akan ada balasannya. Baik itu perbuatan baik maupun buruk sudah ada hitungannya. Manusia di dunia hanya diuji imannya mampu atau tidak. Jika mampu maka ia lulus dalam ujian dunia jika tak mampu maka akan terjerumus ke dalam hal yang buruk.

     Kita selalu diingatkan oleh para guru kita dan ulama' kita untuk selalu mengingat kematian agar kesombongan pada diri berkurang bahkan hilang dari dalam diri. Kesombongan berupa kekayaan dan jabatan tak perlu disombongkan hanya akan dosa besar. Karena kesombongan merupakan salah satu penyakit hati yang harus hilang dari dalam diri.

     Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bersyukur. Atas nikmat yang Allah kasih selama ini tak terhingga. Dan sampai detik ini kita masih bisa bernafas dengan bebas. Itulah nikmat yang harus tetap kita syukuri.


Salam literasi

Blitar, 27 Agustus 2021