Hujan pun tumpah sampai menggenang di sepanjang jalan. Jas hujan mulai dipersiapkan jika sewaktu-waktu hujan melanda. Lantaran pesepeda motor harus melanjutkan untuk pulang ke rumah. Sehabis kerja, banyak sekali yang belum diselesaikan, karena tugas menumpuk di sepanjang meja. Patut disyukuri, jangan sampai mengkufuri. 

               Hujan yang tumpah bukanlah musibah, akan tetapi berkah. Namun, tidak bagi yang kena musibah. Hujan melanda, pertanda akan banyak sekali bencana. Bencana melanda karena ulah manusia sendiri. Seenaknya dengan alam, tanpa berpikir apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 
               Alam tak akan murka bila dilakukan dengan penuh kasih sayang. Penebangan hutan secara liar salah satu contoh awal dari datangnya bencana. Apapun yang dilakukan manusia kepada alam, akan berdampak pada diri manusia itu sendiri. 
               Terkadang manusia tak menyadari apa yang diperbuat akan berakibat buruk bagi alam dan diri sendiri. Padahal hujan salah satu berkah yang luar biasa. Tanpa adanya hujan bumi gersang dan kering. Karena hidup harus seimbang serta saling melengkapi. Namun terkadang manusia menyalahkan hujan yang tumpah.
                 Semoga kita selalu menjadi hamba yang bersyukur atas apa yang sudah dikaruniakan. Jangan hanya bisanya menyalahkan namun lupa akan karunia yang sudah diberikan.

Salam literasi

Blitar, 7 Desember 2020