Menulis adalah salah satu hal yang sangat sederhana namun sedikit yang mampu konsisten dalam menulis. Konsisten sangat penting sekali dimiliki oleh seorang penulis. Di samping konsisten juga kesabaran. Butuh waktu yang tidak sedikit untuk berproses. Kita dapat belajar dari tokoh-tokoh besar yang mampu menelurkan berbagai karya lewat tulisan. Walaupun mereka sudah tiada namun mereka tetap dikenang hingga sekarang. 
           Sebagai seorang penulis pemula atau penulis mahirpun jika tidak konsisten untuk terus berlatih menulis, maka kemampuan menulis yang dimiliki akan berkurang bahkan kesulitan dalam memulai menulis. Ini penulis rasakan sendiri, di saat beberapa hari tidak menulis tangan terasa kaku bahkan bingung apa yang mau ditulis. Ternyata penting sekali konsisten dalam menulis.
           Butuh waktu yang tidak sedikit untuk proses menulis. Tidak hanya satu bulan atau dua bulan, proses menulis dilakukan secara bertahun-tahun jika berkeinginan untuk menelurkan sebuah buku. 
           Kita dapat mencontoh para tokoh yang telah berkarya dengan segudang karya melalui tulisannya. Contohnya Imam al-Ghazali, beliau telah menulis berbagai karya yang mana sampai saat ini karyanya masih dinikmati. Seperti yang dikatakan oleh beliau
"Jika kau bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah" 
Dari kata-kata beliau dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita diajak untuk menulis. Dengan menulis itu tandanya kita telah mengukir sejarah melalui tulisan. 
          Walaupun beliau sudah wafat tapi karyanya tetap dipelajari dan dikaji. Itu berarti menulis juga termasuk amal kebajikan. Mewariskan kepada generasi masa depan lewat ilmu yang ditulis akan lebih awet daripada hanya lisan.
         Tulisan lebih kuat daripada peluru. Karena tulisan menghidupkan melintas batas waktu daripada peluru yang akan mematikan. Ayo menulis walau satu hari hanya lima paragraf daripada sama sekali. Rawat dan ukir sejarah lewat tulisan. 

Salam literasi

Blitar, 9 Oktober 2020