Menulis Sebagai Obat Lelah

Mungkin Anda tidak setuju dengan judul yang saya tulis. Pasti Anda langsung beranggapan bahwa menulis bukan malah sebagai obat akan tetapi membuat stres. Tidak apa-apa Anda beranggapan seperti itu. Setiap orang punya pendapat masing-masing. Wajar karena sudah capek dan pusing masih diminta untuk nulis. Tetapi perlu kita ingat bersama bahwa saat menulis kita akan mengeluarkan berbagai unek-unek secara jujur dan gamblang. Ya, menulis sebagai obat, saat lelah melanda. Dengan menulis kita akan menemukan siapa diri kita sebenarnya, lewat tulisan yang kita tulis.

Salah satu obat lelah adalah menulis. Menulis bagi saya aktivitas yang begitu menyenangkan. Membuat seseorang menjadi lebih percaya diri. Melatih diri untuk tetap konsisten. Dalam menulis, tidak cukup hanya setahun dua tahun. Butuh proses, waktu, tenaga, dan pikiran yang begitu panjang. Menurut pengarang Pramoedya Ananta Toer ”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Menulis merupakan aktivitas yang tidak semua orang mau dan mampu. Menulis salah satu upaya mendisiplinkan diri. Saat kemauan menulis ada, akan tetapi kemampuan menulis belum punya. Begitupula sebaliknya. Aktivitas menulis adalah panggilan hati. Hati yang jernih yang mampu menundukkan kemalasan. Kemalasan harus dilawan dengan kebenaran salah satunya aktivitas menulis.

Siapapun bisa menjadi penulis. baik yang lulusan SD, SMP, SMA, asalkan ada kemauan pasti ada jalan. Kemauan harus dipupuk setiap saat. Terkadang aktivitas menulis mengalami fluktuatif dan itu wajar. Manusia pasti mengalami kebosanan. Kebosanan dapat diatasi dengan selalu membaca karya-karya para tokoh penulis, bergabung di dalam komunitas menulis, bahkan yang paling penting punya kemauan untuk menulis.

Apapun yang kita tulis hari ini adalah prasasti yang akan abadi. Karena menulis merupakan bekerja dalam keabadian. Mungkin kita tidak merasakan saat ini. Kita tidak tahu sepuluh tahun ke depan, mungkin kita akan menjadi penulis. Penulis yang memberikan inspiratif kepada banyak orang. Menyebarkan kebaikan lewat tulisan, menembus batas waktu, serta dapat memberikan transformasi diri maupun transformasi bagi orang lain lewat tulisan yang sudah kita tulis. 


Blitar, 25 Agustus 2022

Posting Komentar

0 Komentar