Torehan tinta hitam di permukaan kertas putih bergaris, mengalir dengan dengan sangat deras. Saya terbawa oleh alunan kata yang terus membawa saya ke tanda titik dan koma. Tanpa disadari titik adalah akhir dari sebuah kalimat. Namun bagi saya tanda titik memiliki makna berbeda. Bagaimana tidak? tanda titik adalah tanda untuk mengakhiri sebuah kalimat akan tetapi setiap kalimat pasti memiliki kelanjutan dan dari sebuah kalimat terbentuk sebuah paragraf yang lengkap dan sempurna. 


Tinta sangat berharga sekali bagi seorang penulis. Apalagi kertas. Kedua media ini merupakan kelengkapan yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Namun dewasa ini penulis dimudahkan dengan berbagai media yang dapat digunakan untuk menulis pemikiran. 

Pemikiran harus ditulis hingga akhirnya berbuah manis berupa karya dalam bentuk buku maupun karya tulis. Kontribusi penulis dalam keilmuan sangatlah luar biasa. Tanpa disadari banyak ulama' - ulama'  dulu dalam mengabadikan ilmu lewat menulis hingga sampai dinikmati saat ini.

Khalifah keempat yakni Ali bin Abi Thalib meriwayatkan "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya". Karena ilmu bagaikan binatang buruan, jika ilmu tidak diikat dengan cara menuliskannya akan hilang begitu saja atau muspra (ed-Jawa).

Kita sebagai manusia yang cinta akan ilmu. Tak pernah menyia-nyiakan ilmu menguap begitu saja. Pasti ada usaha kita untuk menuliskannya. Dengan cara seperti inilah kita dapat melatih ketrampilan kita berkomunikasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain melalui tulisan yang kita buat.

Salam literasi

Blitar, 15 Mei 2021