Sumber Pixabay

         Dunia literasi adalah dunianya para pegiat buku termasuk baca--tulis. Namun literasi tak hanya baca--tulis. Sebagai pegiat literasi selalu mempunyai inovasi. Cara terbaik untuk menjadi baik dengan berbuat baik dengan kemampuan yang dimiliki. Salah satunya dengan berperan sebagai penggerak literasi. 
          Menurut para peneliti, di bidang literasi kita termasuk nomor dua dari belakang dari 61 negara berarti nomor 60. Ini sesuatu hal yang perlu adanya peran kita bersama dalam membumikan literasi. Padahal dengan adanya minat baca--tulis di masyarakat akan menumbuhkan kebahagiaan hidup. Karena dengan keilmuan yang mumpuni dan kuat akan mampu menyelesaikan masalahnya. 
           Di dalam al-Quran surah al-'Alaq ayat 1 sudah sangat jelas sekali berbunyi iqro' (bacalah). Kita diminta untuk membaca. Membaca di sini tidak hanya sebatas pengetahuan namun dengan disertai perbuatan. Penulis menyebutnya 3N (Ngerti, ngeroso, ngelakoni). Ngerti atau mengerti dan memahami apa yang dibaca. Tanpa memahami terlebih dahulu kita akan kesulitan dalam ngeroso (merasakan) apa yang dibaca mendalami dan meneliti selanjutnya tahap ngelakoni (melakukan) dengan perbuatan atau mengamalkan apa yang sudah dibaca dalam kehidupan sehari-hari. 
            Berliterasi tidak hanya baca--tulis akan tetapi lebih dari itu. Berliterasi adalah memberdayakan diri. Menurut kang Maman Suherman: "Dengan membaca kita mengenal dunia, dengan menulis kita dikenal dunia dan kita mengabadikan dunia". 
             Membudayakan membaca dan menulis sebaiknya dilatih sejak dini. Dengan memupuk sejak dini akan tercipta kebiasaan positif pada diri anak. Karena anak-anak dan anak muda merupakan aset negara yang perlu dididik untuk berdaya.
            Semua harus diawali dari diri sendiri setelah itu mengajak sesama dengan menggerakkan literasi. Menurut Gus Mus "Kalau mengubah sikapmu sendiri kesulitan, bagaimana hendak engkau mengubah sikap orang lain". Mari terus giatkan literasi, walaupun sibuk melanda tak apa yang penting tetap produktif dengan meluangkan waktu.

Salam literasi

Blitar, 18 Oktober 2020